Kau
penghianat...!
Kau munafik...!
Kau
oper ekting...!
Kau
pembong...!
Apakah
aku pantas menyebutmu seperti itu...?
Sakit
bahkan terlalu sakit walau hanya untuk membayangkannya saja itu terasa sakit.
kenapa aku memiliki sahabat sepertimu...?
kenapa aku begitu menyayagimu...?
kenapa
kau membuatku terluka...?
Kenapa....?
Kau
bilang kita sahabat, bukannya sahabat saling menghargai, saling menyayagi saling
menjaga rahasia saling membutuhkan satu sama lain, sahabat tidak pernah
menyimpan rahasia sedikitpun, itulah pemahamanku tentang sahabat, apa itu
salah...? kau pernah mengatakan tidak walau sebenarnya jawabannya iya, aku
sulit untuk membencimu karena aku terlalu menyayagimu. Seharusnya aku meyebutmu
pembohong saat itu, Tapi entah mengapa bibir ini terlalu kaku untuk mengatakan
hal itu kepadamu seakan bibir ini terkunci rapat-rapat, karena aku begitu
menyayagimu sahabatku.
Kau
mengetahuinya tentangku, tentangnya dan tentang kita bertiga.
Apakah
kau tak pernah melihatku...?
Apakah
kau tak pernah mengahargaiku...?
Apakah
tak sedikitpun kau tak pernah memikirkan hal itu...?
Apakah
tak ada yang lain selai dia...?
Apakah
sudah lama kau mengiginkannya...?
Aku
tak pernah meyangka, bahkan aku tak pernah berharap ini semau akan terjadi,
mencintai laki-laki yang sama itu sangat saklar dalam persahabatan dan
seharusnya itu tak pantas terjadi. Menyakitkan, tapi itulah kenyataan saat ini.
Karena apa yang kita prediksikan sebelumnya itu belum tentu terjadi bahkan bisa
sebaliknya, tapi apa boleh buat kau telah bersamanya hatimu dan hatinya kini
menjadi satu. Aku hanya manusi biasa yang bisa merasakan sakit, menagis di saat
aku merasa itu harus agar aku bisa lebih baik. Jujur aku tak bisa membencimu
karena ini bukan salahmu tapi ini masalah hati, maslah perasaan, dan perasaan
tidak bisa di bohogi. Tapi apakah kau tak bisa berfikir siapa yang pantas kau
perjuangkan dan siapa yang pantas kau lepaskan...? jika kau tak berfikir itu
semua maka aku yang akan memikirkannya karena kau dan dia telah terikat oleh
cinta, meskipun kau tau bahwa aku penah hadir dalam hatinya. Tapi kini hatinya
telah memilihmu yah sekarang bukan dulu, karena saat ini tak ada lagi perasaan
antara hatiku dan hatinya kami telah memilih jalan untuk berpisah dan mungkin
itulah jalan yang terbai saat itu, dan kau tau alasannya apa itu karena kau
sahabatku, aku tau semenjak saat itu kau dekat dengannya bahkan kau memanggilnya
dengan sebutan beeb, dimana sebutan itu aku sendiripun tak pernah memanggilnya
dengan sebutan yang kau sebutkan itu.
Aku takut bahkan terlalu takut jika dia
membenciku karena aku memutuskan hubugan kami, ternayata aku salah bahkan
setelah aku megucakan hal tersebut tak ada reaksi sedikitpun dari dia, bahkan
untuk meminta penjelasan kenpa aku memutuskan hubugan kami dai tak berkata apa-apa.
Yah inilah jalan hidup yang di berikan Tuhan kepadaku yang harus aku jalani,
Tuhan memberikan skenario buruk untukku saat ini tapi aku tau suatu saat pasti akan ada skenario yang
indah untukku. Kini hatinay telah memilihmu
entah hanya untuk sesaat atau
untuk selamanya. Jika Tuhan menghendaki hubugan kalian.
Terkadang
akupun munafik aku mengatakan aku senag jika dia memilihmu walau sebenarnay
dalam hatiku berkecamuk mengatakan tidak, bukan aku masi mencintainya atau masi
menggiginkanya kembali, aku hanya tak rela jika kau yang bersamanya, kadang aku
berfikir kenapa kau memilihnya, apakah tak ada laki-laki lain kenapa mesti
dia...? aku mengenalmu dengan baik apakah kau tak pernah berfikir bagaimana
rasaanya jika kau yang ada di posisiku saat ini...? bagaimana rasanya sakit di
hianati oleh sahabat sendiri...? Yah mungkin jika kau yang ada di possisiku kau
akan membenciku seumur hidupmu. Bukan begitu...?
Ku
aku aku egois tapi keegoisanku membuatku lupa akan sesuatu. Sesuatu bahwa dia
pernah hadir dalam kehidupanku. Bukan seyum yang ku lemparkan pada kalian
berdua ketika melihat kalian bersama, tapi luka yang begitu mendalam aku tak
tau kenap itu terjadi, mungkin karena aku belum siap jika dia sekarang
bersamamu, tapi jujur aku lebih rela jika dia bersama degan yang lain, dengan
orang yang tak ku kenal bukan denganmu, enahlah aku yang egois atau kau yang
munafik. Aku hanya manusia yang masi di selimuti dngan rasa ego yang sangat
tinggi, bahkan aku terkadang bigung denga jalan fikiranku sendiri.
Kau
pantas untuknya aku mendukungmu sebagai sahabat baikmu. Sahabatku aku percaya
kau mampu membuatnya bahagia, aku minta maaf jika dulu aku tak bisa menjagnya
dengan baik, maka percayalah sahabatku suatu saat aku akan terseyum lebar
ketika meliahat kalian bersama karena aku tau seiring berjalannya waktu rasa
sakit yang aku rasakan akan hilang di telang oleh waktu.
Aku
harap setelah kejadian ini kita tetap sahabat karena aku sangat menyayagimu,
dan semoga kaupun merasakan hal yang sama. Harapanku padamu hanya satu jangan
pernah melakukan hal yanag sama kepada orang lain cukup aku yang kau sakiti
atau mungin kau melakukan hal yang sama dengan orang yanag sama cukup satu kali
kau mengoreskan luka kepada orang yang samam aku sebagai sahabatmu memberikan
saran karena aku tak ingin suatu saat nanti kau mersakan hal yang sma seperti
apa yang aku rasakan saat ini, cukup aku yang merasakan sakit di hianati oleh
sahabat jagan peranh aku mencoba untuk merasaakn hal tersebut karena rasanya
sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar