dengarkan musik



Selasa, 06 Oktober 2015

Mengenalmu megajari aku menjadi orang munafik





Kau penghianat...!
 Kau munafik...!
Kau oper ekting...!
Kau pembong...!
Apakah aku pantas menyebutmu seperti itu...?
Sakit bahkan terlalu sakit walau hanya untuk membayangkannya saja itu terasa sakit.
 kenapa aku memiliki sahabat sepertimu...?
 kenapa aku begitu menyayagimu...?
kenapa kau membuatku terluka...?
Kenapa....?
Kau bilang kita sahabat, bukannya sahabat saling menghargai, saling menyayagi saling menjaga rahasia saling membutuhkan satu sama lain, sahabat tidak pernah menyimpan rahasia sedikitpun, itulah pemahamanku tentang sahabat, apa itu salah...? kau pernah mengatakan tidak walau sebenarnya jawabannya iya, aku sulit untuk membencimu karena aku terlalu menyayagimu. Seharusnya aku meyebutmu pembohong saat itu, Tapi entah mengapa bibir ini terlalu kaku untuk mengatakan hal itu kepadamu seakan bibir ini terkunci rapat-rapat, karena aku begitu menyayagimu sahabatku.
Kau mengetahuinya tentangku, tentangnya dan tentang kita bertiga.
Apakah kau tak pernah melihatku...?
Apakah kau tak pernah mengahargaiku...?
Apakah tak sedikitpun kau tak pernah memikirkan hal itu...?
Apakah tak ada yang lain selai dia...?
Apakah sudah lama kau mengiginkannya...?
Aku tak pernah meyangka, bahkan aku tak pernah berharap ini semau akan terjadi, mencintai laki-laki yang sama itu sangat saklar dalam persahabatan dan seharusnya itu tak pantas terjadi. Menyakitkan, tapi itulah kenyataan saat ini. Karena apa yang kita prediksikan sebelumnya itu belum tentu terjadi bahkan bisa sebaliknya, tapi apa boleh buat kau telah bersamanya hatimu dan hatinya kini menjadi satu. Aku hanya manusi biasa yang bisa merasakan sakit, menagis di saat aku merasa itu harus agar aku bisa lebih baik. Jujur aku tak bisa membencimu karena ini bukan salahmu tapi ini masalah hati, maslah perasaan, dan perasaan tidak bisa di bohogi. Tapi apakah kau tak bisa berfikir siapa yang pantas kau perjuangkan dan siapa yang pantas kau lepaskan...? jika kau tak berfikir itu semua maka aku yang akan memikirkannya karena kau dan dia telah terikat oleh cinta, meskipun kau tau bahwa aku penah hadir dalam hatinya. Tapi kini hatinya telah memilihmu yah sekarang bukan dulu, karena saat ini tak ada lagi perasaan antara hatiku dan hatinya kami telah memilih jalan untuk berpisah dan mungkin itulah jalan yang terbai saat itu, dan kau tau alasannya apa itu karena kau sahabatku, aku tau semenjak saat itu kau dekat dengannya bahkan kau memanggilnya dengan sebutan beeb, dimana sebutan itu aku sendiripun tak pernah memanggilnya dengan sebutan yang kau sebutkan itu.
 Aku takut bahkan terlalu takut jika dia membenciku karena aku memutuskan hubugan kami, ternayata aku salah bahkan setelah aku megucakan hal tersebut tak ada reaksi sedikitpun dari dia, bahkan untuk meminta penjelasan kenpa aku memutuskan hubugan kami dai tak berkata apa-apa. Yah inilah jalan hidup yang di berikan Tuhan kepadaku yang harus aku jalani, Tuhan memberikan skenario buruk untukku saat ini tapi aku  tau suatu saat pasti akan ada skenario yang indah untukku. Kini hatinay telah memilihmu  entah  hanya untuk sesaat atau untuk selamanya. Jika Tuhan menghendaki hubugan kalian.
Terkadang akupun munafik aku mengatakan aku senag jika dia memilihmu walau sebenarnay dalam hatiku berkecamuk mengatakan tidak, bukan aku masi mencintainya atau masi menggiginkanya kembali, aku hanya tak rela jika kau yang bersamanya, kadang aku berfikir kenapa kau memilihnya, apakah tak ada laki-laki lain kenapa mesti dia...? aku mengenalmu dengan baik apakah kau tak pernah berfikir bagaimana rasaanya jika kau yang ada di posisiku saat ini...? bagaimana rasanya sakit di hianati oleh sahabat sendiri...? Yah mungkin jika kau yang ada di possisiku kau akan membenciku seumur hidupmu. Bukan begitu...?
Ku aku aku egois tapi keegoisanku membuatku lupa akan sesuatu. Sesuatu bahwa dia pernah hadir dalam kehidupanku. Bukan seyum yang ku lemparkan pada kalian berdua ketika melihat kalian bersama, tapi luka yang begitu mendalam aku tak tau kenap itu terjadi, mungkin karena aku belum siap jika dia sekarang bersamamu, tapi jujur aku lebih rela jika dia bersama degan yang lain, dengan orang yang tak ku kenal bukan denganmu, enahlah aku yang egois atau kau yang munafik. Aku hanya manusia yang masi di selimuti dngan rasa ego yang sangat tinggi, bahkan aku terkadang bigung denga jalan fikiranku sendiri.
Kau pantas untuknya aku mendukungmu sebagai sahabat baikmu. Sahabatku aku percaya kau mampu membuatnya bahagia, aku minta maaf jika dulu aku tak bisa menjagnya dengan baik, maka percayalah sahabatku suatu saat aku akan terseyum lebar ketika meliahat kalian bersama karena aku tau seiring berjalannya waktu rasa sakit yang aku rasakan akan hilang di telang oleh waktu.
Aku harap setelah kejadian ini kita tetap sahabat karena aku sangat menyayagimu, dan semoga kaupun merasakan hal yang sama. Harapanku padamu hanya satu jangan pernah melakukan hal yanag sama kepada orang lain cukup aku yang kau sakiti atau mungin kau melakukan hal yang sama dengan orang yanag sama cukup satu kali kau mengoreskan luka kepada orang yang samam aku sebagai sahabatmu memberikan saran karena aku tak ingin suatu saat nanti kau mersakan hal yang sma seperti apa yang aku rasakan saat ini, cukup aku yang merasakan sakit di hianati oleh sahabat jagan peranh aku mencoba untuk merasaakn hal tersebut karena rasanya sakit.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar