dengarkan musik



Sabtu, 13 September 2014

Kesalah Fahaman
03-05-09. Malam itu aku tak tau aku harus bahagia atau bagaimana, dia mengatakan perasaannya kepadaku lewat telvon, dia adalah junior di sekolahku, saat itu aku maisi duduk di bangku sekolah menengah pertama, dia memnag junior tapi umur dia lebih senior dari aku, dia adik dari salah satu guru yang mengajar di sekolah itu, saat itu adalah saat dimana aku belum kenal yang namanya pacaran baru kali itu aku merasakan hal tersebut, oh tuhan aku tak tau apa yang harus aku katakan aku tak ingin megecewakan dia dia baik.
Malam itu aku memutuskan meminta waktu selama 3 hari untuk memikirkan jawaban yang akan aku berikan kepada dia, tapi karena aku masi labil saat itu aku berfikir dalam 3 hari mana cukup untuk memikirkan hal tersebut di sisi lain aku harus tetap belajar dan mama tak megisinkan aku berpacaran, kejadian tersebut tak ku beri tau kepada mama aku takut mama marah, yah namanya juga masi labil belum tau itu sayang, cinta atau apa.
Aku takut jika aku menerimanya tapi dia hanya mempermainkan erasaan aku toh dia lebih dewasa dari aku aku takut dia manfaatin aku, walau dari sosrok matanya menatapku di sekolah seakan dia penuh harapan itupun kata temanku yang sudah megerti apa itu cinta, yah di saat itu memnag temanku sudah banyak yang pacaran mungkin cuman aku yang belum pernh pacaran saat itu semu teman menantang aku jika aku pacaran dengan dia teman-teman akan memberikan apa ajh yang jelas aku bisa mendapatkan adik guru itu, sebenarnay teman-teman gak ada yang tau kalau dia telah mengatkan perasaannya, makanya salah satu teman malah gajak taruhan siapa yang cepat apat cinta dia, maka tiap ulagan tuh yang kalah gak boleh ikut. Aku kaget mendegarkan hal tersebut aku panik aku tak tau apa yang aharus aku lakukan.
Sekarang aku bigung aku tak mau menyakiti perasaan dia bahkan aku juga tak mau jika nilai ulagan aku nantinya jadi jelak hanya karena aku kalah taruhan mendapatkan hati seorang cowo yng sudah mengatakan perasaannya kepadaku, aku memberi tau masalah ini kepada salah satu teman ku, dia malah bilang aku harus terima dia supaya ak bisa menang, tapi tetap saja aku tak bisa melakukan hal tersebut.
Hari ketiga pun akhirnya tiba, aku memberikan jawaban penolakan kepada dia karena aku tak ingin menyakiti perasaannya biarkan saja aku mencoba untuk pacaran wlau teman-teman sudh mempegaruhi agar aku mencoba untuk pacaran aku tetap tak mau, aku ingin membuktikan kepada mama kalau aku tak akan pacaran, walau dia kecewa mendegarkan keputusan aku tap aku mencoba memberikan dia pegertian atas penolakan aku itu.
Beberapa saat kemudiayan teman aku yang gajak aku taruhan membawa dia masuk kedala kelas dan memberi tau bahwa sekarang mereka pacaran, aku tak tau apa yang harus aku lakukan saat itu, api teman aku yang pernah aku beri tau bahwa dia perna menggungkapkan perasaannya kepadaku memberi tau kepada semua teman kalau sebenarnya dia telah aku tolak, semua yang ada dalam kelas malah terdiam mendegarkan hal tersebut, akupun megiyakan apa yang dikatakan teman aku itu begitupun dengan dia, aku senang setidaknya dia bisa bahagi walau dia hanya di jadikan sebagai taruhan belaka oleh temanku.
Beberapa teman memberikana tepuk tangan atas keputusan yang aku berikan, dan salah satu teman cowo malah bereria uadalah susi kamu kalah dengan dwi dia bahkan menolh lelaki yang ingin kamu jadikan sebagai taruhan malah sudah mengatakan perasaannya kepada dwi tapi malah dia menolak udahlah kamu tuh kalah jadi besok ujiyan biologi gak usah ikut kamu, itu kamu sendiri yang buat loh jangan lupa yah, dia yang mendegarkan hal tersebut pergi meninggalkan kelasku, aku rasa dia kecewa dengan hal tersebut. Nad kamu kok gak bisa sih jaga mulut kamu tuh anak orang sedih karena kamu gomong kaya gitu.
Dwi, kamu kok erhatiyan baget sih, apa jaganjagan kamu suka lagi sama dia (ucap nadi sambil megejek).
Gak lah, cuman kan kasiyan (pergi meniggalkan kelas)

Kamu gak apa-apa,kamu jagan degerin kata-kata temanku yah mereka cuman bercanda kok. Guru yang juga kakaknya ternyaa telah berada di kelas tersebut dan melihat kedektan kami, malah mengirim sms ke aku katanya pacaran jagan di sekolah. Aku yang membaca sms tersebut kaget, jagan-jangan dia telah mengatan smuanya kepada kakaknya aku kelua kelas lewat pintu elakang karena malu. Hari demi hari aku menjadi bahan olok-olokan gueu dan juga para tetangga rumahnya bahwa aku telah pacaran padahal sebenarnya tidak, aku cuman ganggap dia kakak. Mama yang akhirnya mengetahui hal tersebut, malah nanya terus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar